RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Satuan
Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : Kelas X
Materi
Pembelajaran :
Mengenal Dunia Hewan
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami
dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.8
Menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan
anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
4.8 Menyajikan
data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan
perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
I.
Indikator
Kognitif
1. Menggolongkan
Animalia berdasarkan sistem klasifikasi.
2. Membedakan
hewan Vertebrata dan Invertebrata.
3. Menggolongkan
hewan Vertebrata dan Invertebrata.
4. Membedakan
struktur tubuh antara hewan Vertebrata dan Invertebrata.
5. Membandingkan
berbagai filum pada Animalia.
6. Menentukan
ciri-ciri umum Animalia.
7. Mengelompokan
keanekaragaman Animalia.
II.
Psikomotor
Melakukan
pengamatan untuk mengetahui struktur jaringan penyusun tubuh hewan dengan
menggunakan charta.
I.
Tujuan
1. Siswa
dapat menggolongkan Animalia berdasarkan sistem klasifikasi.
2. Siswa
dapat membedakan hewan vertebrata dan avertebrata.
3. Siswa
dapat menggolongkan hewan Vertebrata dan Avertebrata
4. Siswa
dapat membedakan struktur tubuh antara antara hewan Vertebrata dan Avertemrata.
5. Siswa
dapat membandingkan berbagai filum pada Animalia.
6. Siswa
dapat menentukan ciri-ciri umum Animalia.
7. Siswa
dapat mengelompokan keanekaragaman Animalia.
II.
Materi
Bahan Ajar
A. Pengertian
Klasifikasi
Klasifikasi adalah kegiatan
mengelompokkan hewan-hewan setelah diidentifikasi, dideterminasi, dan diberi
nama ke dalam jenjang takson dan tingkat kategori tertentu. Yang dimaksud
dengan jenjang takson adalah urut-urutan tingkat taksonomi mulai dari tingkat
tinggi ke tingkat yang lebih rendah dengan mengikuti aturan yang dibuat oleh
Calolus Linneus, yaitu ada enam jenjang takson utama : filum, kelas, ordo,
famili, genus, spesies, sedangkan tingkat kategori adalah nama-nama yang
mengisi pada setiap jenjang takson yang bersesuaian tersebut.
Dalam
klasifikasi makhluk hidup dalam hal ini hewan, ada aturan tata nama dalam
memberikan nama ilmiah suatu organisme. Aturan tersebut adalah sebagai berikut
:
a. Penulisan
nama spesies adalah mengikuti pola aturan binomial, yaitu terdiri dua kata.
b. Penulisan
dua kata tersebut, untuk kata pertama huruf pertama harus dengan huruf kapital
sedangkan kata kedua huruf pertamanya tidak boleh kapital.
c. Kata
pertama adalah nama genus, sedangkan nama kedua adalah nama petunjuk
spesiesnya.
d. Penulisan
nama spesies harus dibedakan dengan penulisan kata-kata lain didalam kalimat,
yaitu dengan mencetak miring, menebalkan atau diberi garis bawah.
B. Hewan
Avertebrata
Kelompok
avertebrata terdiri atas filum-filum berikut :
1. Filum Porifera
Nama Porifera
berasal dari bahasa latin,
porus yang berarti lubang, dan
ferre yang berarti membawa atau mempunyai. Porifera adalah salah satu contoh
Avertebrata. Berdasarkan asal katanya, Porifera ini merupakan kelompok hewan
yang mempunyai pori.
Ciri-ciri
Filum Porifera
1. Tubuh
tidak bisa bergerak aktif dan melekat di dasar perairan.
2. Kerangka
tubuh tersusun dari zat kapur, silikat, atau spongin.
3. Memiliki
daya regenerasi yang tinggi.
4. Belum
memiliki organ, jaringan saraf, ataupun mulut.
5. Makanan
diperoleh dengan mengalirkan air melalui ostium ke dalam spongosoel. Sisa
pencernaan juga dikeluarkan melalui ostium.
6. Reproduksi
secara seksual ataupun aseksual.
Klasifikasi
Filum Porifera
Porifera
dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air ataupun jenis zat penyusun
rangka tubuh.
a.
Tipe Saluran Air
Porifera
memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon, dan leukon.
b.
Jenis Zat Penyusun Rangka Tubuh
Berdasarkan jenis zat
penyusun rangka tubuhnya, porifera dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
Calcarea, Hexactinelida, dan Demospongiae
Peranan
Porifera
Karena
rangka tubuhnya, porifera dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok)
alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor. Spons
menghasilkan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spons Petrosia contegnatta menghasilkan
senyawa untuk obat antikanker, sedangkan obat antiasma diambil dari Cymbacela.
2. Filum Coelenterata
Filum
Coelenterata disebut juga hewan berongga atau hewan karang. Pada umumnya, hewan
tersebut hidup di laut.
Ciri-ciri
Filum Coelenterata
1. Merupakan
hewan triploblastik.
2. Pada
umumnya bertipe simetri radial.
3. Sistem
saraf jala atau sistem saraf difus.
4. Reproduksi
secara seksual dan aseksual (tunas).
5. Pencernaan
makanan secara intraseluler dan ekstraseluler di dalam rongga gastrovaskuler
(usus).
6. Bentuk
tubuh ada dua macam, yaitu polip dan medusa.
Klasifikasi
Filum Coelenterata
Filum
Coelenterata terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan
Anthozoa.
Peranan
Filum Coelenterata
a.
Melindungi pantai terhadap abrasi
pantai.
b.
Sebagai tempat perkembangbiakan dan
perlindungan ikan.
c.
Dapat dibuat menjadi perhiasan.
d.
Sebagai daya tarik wisata bahari.
e.
Digunakan sebagai bahan baku pembuatan
landasan pesawat terbang.
3. Filum Platyhelminthes
Filum Platyhelminthes
merupakan filum cacing yang tingkatannya paling rendah.
Ciri-ciri
Filum Platyhelminthes
2.
Umumnya,
golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau
sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.
Klasifikasi
Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan
Cestoda (cacing pita).
Peranan Filum Platyhelminthes
Sebagaian besar cacing pipih merupakan
parasit penyebab berbagai penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Misalnya
cacing darah Schistostoma yang
menyebabkan penyakit skistostomiasis pada
manusia.
4.
Filum Nemathelminthes
Filum Nemathelminthes atau Nematoda berarti cacing gilig.
Ciri-ciri
Filum Nemathelminthes
4. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.
Klasifikasi
Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes dibagi
menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora
Peranan Filum
Nemathelminthes
Sebagaian
besar cacing gilig hidup bebas, sedangkan yang bersifat parasit telah
menyebabkan berbagai penyakit yang diderita oleh manusia, hewan, dan tumbuhan.
Infeksi oleh jenis cacing gilig sangat dipengaruhi oleh keadaan sanitasi.
5.
Filum Annelida
Filum Annelida disebut juga cacing bersegmen.
Ciri-ciri Filum Annelida
1.
Merupakan hewan triploblastik selomata.
2.
Tubuh simetri bilateral.
3.
Tubuh bersegmen tipe metameri.
4.
Permukaan tubuhnya tertutup kutikula.
5.
Sistem pencernaan makanan sempurna.
6.
Sistem ekskresi terdiri atas nefridium.
Klasifikasi
Filum Annelida
Annelida dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta
(cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Peranan Filum Annelida
Beberapa jenis
annelida
mengandung protein yang tinggi. Oleh karena itu, beberapa diantaranya dapat
digunakan sebagai bahan makanan, misalnya cacing wawo,dan palolo.
6.
Filum
Mollusca
Sesuai dengan namanya, Mollusca berarti
hewan bertubuh lunak.
Ciri-ciri Filum Mollusca
a.
Merupakan hewan triploblastik.
b.
Tubuh bertipe simetri bilateral.
c.
Tubuh tidak bersegmen.
d.
Memiliki mantel yang dapat membuat cangkang dari kalsium
karbonat dan kelenjar lendir.
e.
Sistem pencernaan sempurna.
f.
Alat ekskresi berupa ginjal.
Klasifikasi Filum Mollusca
Filum
Mollusca dapat dikelompokkan berdasarkan macam cangkang, sifat kaki dan insang
menjadi lima kelas yaitu Amphineura, Scapopoda, Gastropoda, Pelecypoda, dan
Cephalopoda.
Peranan Filum Mollusca
a. Bahan
Makanan. Contoh : Cumi – cumi , Tiram.
b. Obat
– obatan. Contoh : Cangkang Kerang.
c. Penghasil
Mutiara. Contoh : Kerang Mutiara.
d. Cindera
mata. Contoh : Cangkang kerang.
e. Merusak
tanaman budidaya. Contoh : Bekicot
f. Vektor
penyakit. Contoh : Siput air.
7. Filum Echinodermata
Echinodermata berarti
hewan berkulit duri.
Ciri-ciri
Filum Echinodermata :
a. Memiliki
sistem pencernaan yang sempurna
b. Sistem
gerak dengan menggunakan kaki ambulakral
c. Memiliki
5 lengan
d. Memiliki
kemampuan autotomi.
Klasifikasi Filum Echinodermata
Filum
Echinodermata terbagi dalam lima kelas, yaitu Asteroidea, Echinoidea,
Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holothuroidea.
Peranan Filum Echinodermata
Dapat dimanfaatkan
sebagai makanan (kerupuk teripang) dan sebagai barang hiasan. Anggota
hewan ini berperan sebagai barang hiasan. Anggota hewan ini berperan sebagai
pemakan bangkai. Bangkai di laut sehingga dapat membantu dalam menjaga
kebersihan laut.
8. Filum Arthropoda
Filum
Arthropoda merupakan filum terbesar di dalam kingdom Animalia. Arthropoda
berarti hewan yang memiliki kaki beruas-ruas.
Ciri-ciri
Filum Arthropoda
a. Tubuh
beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
b. Bentuk
tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari
kitin.
c. Alat
pencernaan sempurna.
d. Sistem
peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga
tubuh.
e. Sistem
saraf berupa tangga tali.
f. Alat
eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau.
g. Alat
reproduksi, biasanya terpisah.
h. Fertilisasi
kebanyakan internal (di dalam tubuh).
Klasifikasi
Filum Arthropoda
Berdasarkan ciri-ciri
yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas
Crustacea (golongan udang).
2. Kelas
Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3. Kelas
Myriapoda (golongan luwing).
4. Kelas
Insecta (serangga).
Peranan
Filum Arthropoda
a. Menghasilkan
madu untuk bahan makanan ataupun obat
b. Membantu
penyerbukan tumbuhan
c. Mengancurkan
baan bangunan yang terbuat dari kayu
d. Parasit
pada tubuh manusia,hewan, tumbuhan.
C. Hewan
Vertebrata
Hewan
vertebrata atau dalam bahasa sehari-hari dikenal hewan bertulang belakang ini
merupakan klasifikasi spesies hewan yang berada disekitar kita. Salah satu
bentuk pengelompokan jenis hewan yang kita kenal yakni berdasarkan keberadaan
tulang belakang pada struktur anatomi tubuhnya.
Tulang
belakang disini berasal dari i perkembangan sumbu penyokong tubuh primer
atau notokorda (korda dorsalis). Masa notokorda ini terjadi hanya terjadi pada
masa vertebrata masih menjadi embrionik, yang kemudian setelah dewasa, akan
mengalami proses pembentukan tulang yang menjadi sistem penyokong tubuh
sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae).
Struktur
tulang belakang yang dimiliki oleh hewan vertebrata ini, memiliki ciri-ciri
khas yang pada umumnya dimiliki oleh setiap speciesnya seperti berikut :
·
Bagian tubuh memiliki notokord, yang berguna sebagai
kerangka yang berbentuk batangan keras tetapi lentur (dapat bergerak).
·
Letak notokord berada di antara saluran pencernaan dan
tali saraf, yang berbentuk memanjang sampai mencapai sepanjang tubuh untuk
membentuk sumbu kerangka.
·
Memiliki tali saraf tunggal, dengan bentuk berlubang
yang terletak pada dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang
membesar berupa otak.
·
Hewan yang memiliki ekor dengan bentuk memanjang ke
arah posterior kepada anus.
·
Memiliki celah faring.
Klasifikasi makhluk hidup yang merupakan jenis hewan
vertebrata terbagi menjadi 5 kelas yang terdapat di muka bumi ini yaitu :
1. Pisces
Pisces (ikan) merupakan klasifikasi hewan bertulang
belakang yang memiliki habitat di air dengan sistem respirasi dengan insang.
Seperti jenis biota laut, hewan pisces memiliki sirip yang
berfungsi untuk pergerakan hewan pisces di dalam air, dengan dilengkapi gurat
sisi untuk mengetahui tekanan air. Pisces termasuk kelompok hewan berdarah
dingin (poikiloterm), yang berarti mampu menyesuaikan suhu tubuh dengan
lingkungannya.
Pengelompokan
jenis pisces ini berdasarkan tulangnya yaitu :
·
Ikan tulang rawan atau Chondrichthyes, contohnya
: ikan pari, ikan hiu dan ikan cucut.
2. Amphibia
Berbeda dengan ikan air tawar, yang
disebut hewan amphibia karena habitat hewan ini yang dapat hidup di 2 alam,
yaitu darat dan air tapi tidak semua jenis Amphibia mampu hidup di dua tempat
dalam hidupnya. Seperti jenis katak yaitu salamander dan caecilian ada yang
hanya hidup di air atau di darat saja. Tapi pada umunya, tempat hidupnya secara
keseluruhan berada dekat tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.
Contoh : kodok, salamander, katak sawah
3. Reptelia
Reptil
merupakan hewan vertebrata yang bergerak dengan cara melata. Memiliki kulit
bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin) yang berfungsi mencegah
kekeringan. Species reptilia 3 ordo besar yaitu :
·
Chelonia atau Testudines (reptilia bercangkang)
·
Squamata atau Lepidosauria (reptilia dengan kulit
bersisik)
·
Crocodilia (bangsa buaya).
Pada jenis
reptilia, pada bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang keras disebut
dengan karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).
4. Aves
Aves
(unggas) merupakan jenis hewan bertulang belakang yang memiliki ciri khusus
yaitu tubuh yang berbulu melindungi tubuh dan untuk membentuk sayap digunakan
untuk terbang. Aves termasuk dalam omoiterm (suhu badan tetap, tidak
terpengaruh suhu lingkungan). Contohnya : burung merpati, ayam, bebek
5. Mamalia
Klasifikasi vertebrata merupakan spesies hewan yang
memiliki kelenjar susu (mammae) yang berada pada daerah perut atau dada
untuk menyusui anaknya. Tubuh hewan mamalia tertutupi bulu yang berfungsi
sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan. Hewan
mamalia dianggap memiliki bagian dan fungsi otak yang lebih berkembang dari
pada jenis hewan vertebrata lainnya. Contohnya : orang utan, kuda, gajah
Secara umum, pada klasifikasi hewan bertulang belakang
tersebut, memiliki tulang tipe simetri bilateral dengan bagian organ yang
berada di dalam dan dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus pada
bagian otak dilindungi oleh tulang tengkorak (kranium). Hewan vertebrata
tersusun dengan sistem organ tubuh yang lengkap yang mencakup sistem
pencernaan, alat pernafasan, peredaran tertutup (melalui pembuluh darah)
dan sistem reproduksi seperti anatomi tubuh manusia.
III.
Metode
Pembelajaran
Model
pembelajaran : PBL
Metode
pembelajaran : Diskusi dan Tanya jawab
IV.
Media,
Alat dan Sumber Belajar
Media : menggunakan
charta dan video dalam pembelajaran.
Alat dan Bahan :
1. Leptop
2. Spidol
3. LCD
4. Charta
Sumber Belajar :
1. Buku
paket
2. LKS
V.
Langkah-langkah
Pembelajaran.
PERTEMUAN 1
Kegiatan Pendahuluan ( 10 Menit )
1. Guru
menggali kemampuan siswa tentang apa itu klasifikasi? Animalia itu apa?, dengan
memberikan beberapa pertanyaan.
2. Guru
dalam memberikian materi yang akan diajarkan dengan menggunakan charta dan
video agar siswa dapat memahami materi dan dapat menemukan suatu masalah dalam
pembelajaran.
3. Guru
memberikan manfaat mempelajari materi klasifikasi animalia sehingga siswa
diharapkan mampu membedakan, mengklompokan, dan klasifikasi bermacam-macam animalia.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
1. Menampilkan
gambar dan video untuk menggolongkan animalia berdasarkan klasifikasi.
2. Membagi
beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok berjumlah 2 orang,
3. Memberikan
LKS kepada masing-masing kelompok.
4. Memberi
waktu 5 menit untuk mendiskusikan dengan teman kelompok.
5. Meminta
masing-masing 3 kelompok untuk mempresentasikan didepan kelas, dan pemanggilan
kelompok dilakukan secara acak oleh guru.
6. Menginstruksikan
masing-masing kelompok untuk menyimak dan memberikan sanggahan dan pertanyaan
kepada kelompok yang mempresentasikan.
7. Memberikan
hasil klasifikasi dan pembahasan dalam diskusi.
8. Membantu
siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi tentang klasifikasi.
Kegiatan Penutup ( 10 menit )
1. Guru
dan siswa sama-sama menyimpulkan hasil diskusi materi penggolongan Animalia
berdasarkan klasifikasi.
2. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil menjawab dan menganalisis
dengan benar.
3. Guru
meminta siswa untuk mempelajari hewan Vertebrata dan Invertebrata.
PERTEMUAN 2
Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Guru
menggali kemampuan siswa tentang apa itu Vertebrata? Invertebrata itu apa?,
dengan memberikan beberapa pertanyaan.
2. Guru
dalam memberikian materi yang akan diajarkan dengan menggunakan charta dan
video agar siswa dapat memahami materi dan dapat menemukan suatu masalah dalam
pembelajaran.
3. Guru
memberikan manfaat mempelajari materi Vertebrata dan Invertebrata sehingga
siswa diharapkan mampu membedakan, mengklompokan, dan membedakan struktur
tubuh.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
1. Menampilkan
gambar dan video untuk mengamati, menggolongkan membedakan hewan vertebrata dan
Invertebrata.
2. Membagi
beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok berjumlah 2 orang,
3. Memberikan
LKS kepada masing-masing kelompok.
4. Memberi
waktu 5 menit untuk mendiskusikan dengan teman kelompok.
5. Meminta
masing-masing 3 kelompok untuk mempresentasikan didepan kelas, dan pemanggilan
kelompok dilakukan secara acak oleh guru.
6. Menginstruksikan
masing-masing kelompok untuk menyimak dan memberikan sanggahan dan pertanyaan
kepada kelompok yang mempresentasikan.
7. Memberikan
hasil dan pembahasan dalam diskusi tentang hewan vertebtara dan Invertebrata
kepada siswa.
8. Menyimpulkan
hasil diskusi kepadasiswa, dan siswa disuruh menyimak.
Kegiatan Penutup ( 10 Menit )
1. Guru
dan siswa sama-sama menyimpulkan hasil diskusi materi Vertebrata dan
Invertebrata.
2. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil menjawab dan menganalisis
dengan benar.
VI.
Penilaian
Uji kompetensi tertulis : Pre tes dan Pos tes.
Pedoman
Pengamatan
Tingkat pengauasan kompetansi
|
=
|
Nilai Huruf
|
80-100%
|
32-40
|
A
|
75-79%
|
30-31,6
|
B+
|
70-74%
|
28-29,6
|
B
|
60-69%
|
24-27,6
|
C
|
50-59%
|
20-23,6
|
C+
|
25-49%
|
10-19,6
|
D
|
0-29%
|
0-9,6
|
E
|
Keterangan
:
Amat
Baik (A) = 5
Sangat Baik(B+) = 4
Baik
(B) = 3
Cukup Baik ( C+) = 2
Cukup
(C) = 1
Kurang
( D + E ) = 0
Puwokwrto, ...................... 2014
Mengetahui : Guru
Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
________________________ __________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar