A. Pendahuluan
Anggek
ialah tanaman hias yang
sangat digemari oleh pecinta tanaman hias karena
nilai ekonomisnyapun tinggi dan
memiliki bunga yang sangat indah. Hal ini disebabkan karena keunikan warna bunga dan bunganya yang berbeda –
beda antara bunga dari tanaman
yang satu dengan bunga pada tanana yang lain
dalam satu spesies. Di dunia banyak sekali macam anggrek yang dapat ditemukan.
Apalagi di Indonesia yang pada dasarnya adalah daerah tropis yang tanahnya
sangat subur. Tanaman anggrek sendiri merupakan
tanaman bersifat epifit karena hidupnya menumpang pada
tanaman lain.
Perbanyakan
tanaman anggrek dilakukan secara konvensional dengan memerlukan banyak tanaman untuk
pembibitannya. Dari hasil pembibitan ini
belum tentu didapatkan hasil keturunan yang baik dan sama seperti induknya.. Biasanya
perbanyakannya dengan menggunakan biji dan batang. Jika
perbanyakannya menggunakan batang,
akan
diperoleh tanaman yang tidak seragam, tetapi untuk penggunaan biji masih jarang dilakukan karena teknik ini masih tergolong sulit. Oleh Karen
itu, dalam pembibitan tanaman anggerek digunakan teknik
kultur jaringan untuk mengembangkan tanana anggrek tersebut agar tidak punah.
Pada
dasarnya cara kerja dari kultur anggrek ini sama dengan kultur tanaman yang lain yaitu diimulai dari tahap
pembuatan medi yang paling
cocok untuk pertumbuhan eksplan (tanaman
anggerek), mencucian
tanaman eksplan (tanaman
anggerek),
dengan air mengalir dan sedikit
sabun,sterilkan eskplan (tanaman anggerek),
penanaman eksplan (tanaman
anggerek),
pada medium yang telad dibuat,
memeliharaan eksplan (tanaman anggerek)
pada ruang kultur sampai pada akhirnya sampai pada tahapan aklimatisasi.
Kultur
anggrek banyak sekali memberikan
keuntungan terutama bagi petani – petani yang mencintai tanaman
hias karena teknik kultur jaringan
dapat menghasilkan tanamna dengan kualitas yang unggul
bebas dari virus dan penyakit, mempunyai genetik yang sama dengan induknya serta tidak
membutuhklan lahan yang luas. Dalam
proses pembibitannya untuk perbanyakan
kultur jaringan ini dilakukan
dengan menggunakan
botol kulturoleh karena itu ,teknik
ini dalam perbanyakan bibit tidak
memerlukan waktu yang lama.
B. Dasar
Teori
Aklimatisasi merupakan proses mengadaptasikan tanaman dari media in
vitro di pindahkan ke media in vivo.
Tanaman yang dapat tumbuh
dalam keadaan in vitro jelas
sangat berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada keadaan yang biasa atau disebut juga dengan
in vivo. Oleh sebab itu
tanaman in vitro harus mempunyai teknik khusus dalam pemindahannya ke media in
vivo.
Dilihat
dari keadaannya,
tanaman in vitro tidak
mempunyai kutikula atau lilin pada permukaan daunnya. Hal ini disebabkan karena kelembaban udara dalam
tabung yang cukup tinggi mencapai
antara 90 - 100 % sehingga tidak terjadi penguapan. Akan tetapi pada tanaman in
vivo mengalami penguapan melalui permukaan daun karena kelemababan yang ada
pada udara bebas lebih rendah jika dibandingkan dengan kelembaban pada daun.
Tanaman
di dalam botol mempunyai jaringan palisade yang lebih kecil dan lebih sedikit
untuk menangkap cahaya secara efektif. Oleh
karena itu tanaman pada botol ialah tanaman hetetrofa yang
belum bisa menghasilkan makanan
sendiri, sedangkan tanaman in vivo bisa
menghasilkan makanan sendiri.oleh karena itu dapat
dipastikan jika tanaman in vitro langsunh ditanamn dalam keadaan in vivo maka
tanaman ini akan mati. Hal ini yang menyebabakan
masalah pada penggunaan teknik kultur jaringan atau in vitro.
Jenis tanaman in vitro bisa
diaklimatisasi, jika
akarnya dalam keadaan
baik dan disimbiosiskankan
dengan mycoruza. Pada dasarnya teknik
aklimatisasi
merupakan tahap menurunkan kelembaban udara dari 95 % dalam kondisi
in vitro menjadi kisaran antara 70
– 80 % dalam kondisi in vivo.
Faktor
– faktor yang harus diperhatikan
dalam aklimatisasi ialah ;
1. Menghindari
infeksi daari jamur dan bakteri
denagn cara mencuci akar tersebut
denagn air mengalir sampai keadaan bersih.
2. Menggunakan
media yang cocok dengan
tanaman.
3. Harus
dijaga dan dipantau kelembaban udaranya.
Media
yang digunakan dalam teknik aklimatisasi
ialah
mencampuran antara tanah,
pasir, bahan organik seperti campuran pupuk kandang dan arang sekam. Kemudian
media tersebut diayak, dikecilin
terlebih dahulu dan dicampur secara merata.
Sesudah
tanaman dari botol kultur
dikeluarkan, kemudian dicuci
bersih dengan menggunakan
air mengalir, lalu ditanam
pada media. Setelah itu dipasangkan plastik. Setelah dua minggu, ian atas plastic dipotong
pada salah satu bagiannya, begitu juga setelah dua minggu setelahnya.setelah
itu plastic dibuka
seluruhnya.
C. Alat dan Bahan yang digunakan
Alat yang digunakan dalam proses aklimatisasi
anggerek adalah
·
Gunting atau Silet
·
Plasti
·
Pot bunga yang
tidak digunakan
·
Baki yang
terbuat dari plastic
·
Cawan petri
·
Gelas ukur
Bahan yang digunakan dalam proses aklimatisasi
anggerek adalah
·
Planlet anggrek
·
Batang pakis steril
·
Moss steril
·
Nutrien
D. Cara kerja yang dilakukan dalam proses
Aklimatisasi
1.
Memotong batang pakis yang tadinya panjang
menjadi kecil – kecil kemudian mensterilkannya.
2.
Mencampurkan potengan
pakis dengan steril dengan moss steril.
3.
Meletakkan campuran
tersebut pada pot plastik dengan merata.
4.
Mencuci tanaman atau
planlet anggrek yang akan ditanam dengan air mengalir sampai bersih.
5.
Menanam planlet anggrek
pada pot yang sudah berisi campuran batang pakis steril dan moss steril.
6.
Menyiramkan nutrien di
bagian sekitar tanaman dengan
secukupnya.
7.
Memasangkan sungkup
plastik dan menutupnya dengan rapat
8.
Memotong salah satu
ujung plastik setiap dua minggu sekali.
9.
Mengamati pertumbuhan
yang terjadi.
E. Hasi pengamatan yang dilakukan
Hasil
:
No.
|
Pot
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1.
|
1
|
Tumbuh
|
tumbuh
|
Tumbuh
|
tumbuh
|
2.
|
2
|
Tumbuh
|
tumbuh
|
Tumbuh
|
Mati
|
A. Pembahasan dari prengamatan diatas
Aklimatisasi
merupakan proses mengadaptasikan tanaman dari media in vitro di pindahkan ke
media in vivo. Tanaman yang dapat tumbuh dalam keadaan in vitro jelas sangat
berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada keadaan yang biasa atau disebut juga dengan in vivo. Oleh sebab itu tanaman
in vitro harus mempunyai teknik khusus dalam pemindahannya ke media in vivo.
Praktikum
kali ini dilakukan memiliki tujuan untuk mempraktekkan teknik alklimatisasi
tanaman dari botol kultur jaringan. Tahap perrtama yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam aklimatisasi seperti
planlet anggrek dan media tanam yang berisi campuran pakis dan moss steril.
Setelah tahap tersebut selesai maka dilanjutkan adalah tahap pencucian planlet
dari media tanam dengan menggunakan air mengalir sampai bersih. Lalu tahap
berikutnya ialah penanaman planlet pada pot yang berisi campuran media yang
steril. Setelah itu jangan sampai lupa memberikan nutrisi di sekitar media dan
menutupnya denganplastik yang berwarna putih.
Pada
praktikum yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa tanaman yang di praktekkan dalam pot tidak
dapat hidup semua, ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. Keberhasilah
dan tidak keberhasilan aklimatisasi ini dipengaruhi oleh kondisi planlet dan
keuletan dalam merawat planlet dalam tahap aklimatisasi.
B. Kesimpulan dari pengamatan diatas
Dari
Pengamatan diatas dapat disimpulkan ;
1. Anggek
ialah tanaman hias yang
sangat digemari oleh pecinta tanaman hias karena
nilai ekonomisnyapun tinggi dan
memiliki bunga yang sangat indah.
2. Aklimatisasi merupakan proses mengadaptasikan tanaman dari media in
vitro di pindahkan ke media in vivo.
Tanaman yang dapat tumbuh
dalam keadaan in vitro jelas
sangat berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada keadaan yang biasa atau disebut juga dengan
in vivo. Oleh sebab itu
tanaman in vitro harus mempunyai teknik khusus dalam pemindahannya ke media in
vivo.
3. Praktikum
kali ini dilakukan memiliki tujuan untuk mempraktekkan teknik alklimatisasi
tanaman dari botol kultur jaringan.
4. Pada
praktikum yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa tanaman yang di praktekkan dalam pot tidak
dapat hidup semua, ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. Keberhasilah
dan tidak keberhasilan aklimatisasi ini dipengaruhi oleh kondisi planlet dan
keuletan dalam merawat planlet dalam tahap aklimatisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar