Senin, 13 Januari 2014

AKLIMATISASI ANGGREK


A.     Pendahuluan
Anggek ialah tanaman hias yang sangat digemari oleh pecinta tanaman hias karena nilai ekonomisnyapun tinggi dan memiliki bunga yang sangat indah. Hal ini disebabkan karena keunikan warna bunga dan bunganya yang berbeda – beda antara bunga dari tanaman yang satu dengan bunga pada tanana yang lain dalam satu spesies. Di dunia banyak sekali macam anggrek yang dapat ditemukan. Apalagi di Indonesia yang pada dasarnya adalah daerah tropis  yang tanahnya sangat subur. Tanaman anggrek sendiri merupakan tanaman bersifat epifit karena hidupnya menumpang pada tanaman lain.
Perbanyakan tanaman anggrek dilakukan secara konvensional dengan memerlukan banyak tanaman untuk pembibitannya. Dari hasil pembibitan ini belum tentu didapatkan hasil keturunan yang baik dan sama seperti induknya.. Biasanya perbanyakannya dengan  menggunakan biji dan batang. Jika perbanyakannya menggunakan batang, akan diperoleh tanaman yang tidak seragam, tetapi untuk penggunaan biji masih jarang dilakukan karena teknik ini masih tergolong sulit.  Oleh Karen itu, dalam pembibitan tanaman anggerek digunakan teknik kultur jaringan untuk mengembangkan tanana anggrek tersebut agar tidak punah.
Pada dasarnya cara kerja dari kultur anggrek ini sama dengan kultur tanaman yang lain yaitu diimulai dari tahap pembuatan medi yang paling cocok untuk pertumbuhan eksplan (tanaman anggerek), mencucian tanaman eksplan (tanaman anggerek),  dengan air mengalir dan sedikit sabun,sterilkan eskplan (tanaman anggerek), penanaman eksplan (tanaman anggerek),  pada medium yang telad dibuat, memeliharaan eksplan (tanaman anggerek) pada ruang kultur sampai pada akhirnya sampai pada tahapan aklimatisasi.
Kultur anggrek banyak sekali memberikan keuntungan terutama bagi petani – petani  yang mencintai tanaman hias karena teknik kultur jaringan dapat menghasilkan tanamna dengan kualitas yang unggul bebas dari virus dan penyakit, mempunyai genetik yang sama dengan induknya serta tidak membutuhklan lahan yang luas. Dalam proses pembibitannya untuk perbanyakan kultur jaringan ini dilakukan dengan menggunakan botol kulturoleh karena itu ,teknik ini dalam perbanyakan bibit tidak memerlukan waktu yang lama.


B.     Dasar Teori

Aklimatisasi merupakan proses mengadaptasikan tanaman dari media in vitro di pindahkan ke media in vivo. Tanaman yang dapat tumbuh dalam keadaan in vitro jelas sangat berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada keadaan yang biasa atau disebut  juga dengan in vivo. Oleh sebab itu tanaman in vitro harus mempunyai teknik khusus dalam pemindahannya ke media in vivo.
Dilihat dari keadaannya, tanaman in vitro tidak mempunyai kutikula atau lilin pada permukaan daunnya. Hal ini disebabkan karena kelembaban udara dalam tabung yang cukup tinggi mencapai antara 90 - 100 % sehingga tidak terjadi penguapan. Akan tetapi pada tanaman in vivo mengalami penguapan melalui permukaan daun karena kelemababan yang ada pada udara bebas lebih rendah jika dibandingkan dengan kelembaban pada daun.
Tanaman di dalam botol mempunyai jaringan palisade yang lebih kecil dan lebih sedikit untuk menangkap cahaya secara efektif. Oleh karena itu tanaman pada botol ialah tanaman hetetrofa yang belum bisa menghasilkan makanan sendiri, sedangkan tanaman in vivo bisa menghasilkan makanan sendiri.oleh karena itu dapat dipastikan jika tanaman in vitro langsunh ditanamn dalam keadaan in vivo maka tanaman ini akan mati. Hal ini yang menyebabakan masalah pada penggunaan teknik kultur jaringan atau in vitro.
Jenis tanaman in vitro bisa diaklimatisasi, jika akarnya dalam keadaan baik dan disimbiosiskankan dengan mycoruza. Pada dasarnya  teknik aklimatisasi merupakan tahap menurunkan kelembaban udara dari 95 %  dalam kondisi in vitro menjadi kisaran antara 70 – 80 % dalam kondisi in vivo.
Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam aklimatisasi ialah ;
1.      Menghindari infeksi daari jamur dan bakteri denagn cara mencuci akar tersebut denagn air mengalir sampai keadaan  bersih.
2.      Menggunakan media yang cocok dengan tanaman.
3.      Harus dijaga dan dipantau kelembaban udaranya.
Media yang digunakan dalam teknik aklimatisasi ialah mencampuran antara tanah, pasir, bahan organik seperti campuran pupuk kandang dan arang sekam. Kemudian media tersebut diayak, dikecilin terlebih dahulu dan dicampur secara merata.
Sesudah tanaman dari botol kultur dikeluarkan, kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air mengalir, lalu ditanam pada media. Setelah itu dipasangkan plastik. Setelah dua minggu, ian atas plastic dipotong pada salah satu bagiannya, begitu juga setelah dua minggu setelahnya.setelah itu  plastic dibuka seluruhnya.

C.      Alat dan Bahan yang digunakan


 Alat yang digunakan dalam proses aklimatisasi anggerek adalah
·         Gunting atau Silet
·         Plasti
·         Pot bunga yang tidak digunakan
·         Baki yang terbuat dari plastic
·         Cawan petri
·         Gelas ukur
 Bahan yang digunakan dalam proses aklimatisasi anggerek adalah
·         Planlet anggrek
·         Batang pakis steril
·         Moss steril
·         Nutrien
D.     Cara kerja yang dilakukan dalam proses Aklimatisasi

1.      Memotong batang pakis yang tadinya panjang menjadi kecil – kecil kemudian mensterilkannya.
2.      Mencampurkan potengan pakis dengan steril dengan moss steril.
3.      Meletakkan campuran tersebut pada pot plastik dengan merata.
4.      Mencuci tanaman atau planlet anggrek yang akan ditanam dengan air mengalir sampai bersih.
5.      Menanam planlet anggrek pada pot yang sudah berisi campuran batang pakis steril dan moss steril.
6.      Menyiramkan nutrien di bagian sekitar tanaman dengan secukupnya.
7.      Memasangkan sungkup plastik dan menutupnya dengan rapat
8.      Memotong salah satu ujung plastik setiap dua minggu sekali.
9.      Mengamati pertumbuhan yang terjadi.

E.     Hasi pengamatan yang dilakukan

Hasil :

No.
Pot
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
1.
1
Tumbuh
tumbuh
Tumbuh
tumbuh
2.
2
Tumbuh
tumbuh
Tumbuh
Mati
A.     Pembahasan dari prengamatan diatas
Aklimatisasi merupakan proses mengadaptasikan tanaman dari media in vitro di pindahkan ke media in vivo. Tanaman yang dapat tumbuh dalam keadaan in vitro jelas sangat berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada keadaan yang biasa atau disebut  juga dengan in vivo. Oleh sebab itu tanaman in vitro harus mempunyai teknik khusus dalam pemindahannya ke media in vivo.
Praktikum kali ini dilakukan memiliki tujuan untuk mempraktekkan teknik alklimatisasi tanaman dari botol kultur jaringan. Tahap perrtama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam aklimatisasi seperti planlet anggrek dan media tanam yang berisi campuran pakis dan moss steril. Setelah tahap tersebut selesai maka dilanjutkan adalah tahap pencucian planlet dari media tanam dengan menggunakan air mengalir sampai bersih. Lalu tahap berikutnya ialah penanaman planlet pada pot yang berisi campuran media yang steril. Setelah itu jangan sampai lupa memberikan nutrisi di sekitar media dan menutupnya denganplastik yang berwarna putih.
Pada praktikum yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa  tanaman yang di praktekkan dalam pot tidak dapat hidup semua, ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. Keberhasilah dan tidak keberhasilan aklimatisasi ini dipengaruhi oleh kondisi planlet dan keuletan dalam merawat planlet dalam tahap aklimatisasi.

B.     Kesimpulan dari pengamatan diatas
Dari Pengamatan diatas dapat disimpulkan ;
1.      Anggek ialah tanaman hias yang sangat digemari oleh pecinta tanaman hias karena nilai ekonomisnyapun tinggi dan memiliki bunga yang sangat indah.
2.      Aklimatisasi merupakan proses mengadaptasikan tanaman dari media in vitro di pindahkan ke media in vivo. Tanaman yang dapat tumbuh dalam keadaan in vitro jelas sangat berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada keadaan yang biasa atau disebut  juga dengan in vivo. Oleh sebab itu tanaman in vitro harus mempunyai teknik khusus dalam pemindahannya ke media in vivo.
3.      Praktikum kali ini dilakukan memiliki tujuan untuk mempraktekkan teknik alklimatisasi tanaman dari botol kultur jaringan.
4.      Pada praktikum yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa  tanaman yang di praktekkan dalam pot tidak dapat hidup semua, ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. Keberhasilah dan tidak keberhasilan aklimatisasi ini dipengaruhi oleh kondisi planlet dan keuletan dalam merawat planlet dalam tahap aklimatisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar